HINGGA HARI INI STATUS GUNUNG ANAK KRAKATAU SUDAH MENGALAMI ERUPSI 2 KALI

lampungviral.id, Lampung Selatan – Sejak siang tadi, Kamis (7 Desember 2023), Gunung Anak Krakatau di Lampung Selatan sudah dua kali meletus.

Menurut Magma Indonesia, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi pada periode 00-12:00 WIB, 05:52 WIB, dan 06:00 WIB.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Desa Hargo Pancuran, Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi membenarkan saat ini Gunung Anak Krakatau alias GAK masih terus mengalami erupsi.

“Erupsi pertama pukul 05.52 WIB. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1000 m di atas puncak atau kurang lebih 1157 m di atas permukaan laut,” kata Andi, Kamis.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara.”

“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 20 detik,” sambungnya.

Erupsi kedua terjadi pukul 06.00 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak atau kurang lebih 657 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 9 detik.

Saat ini Gunung Anak Krakatau masih berstatus level III atau siaga.

Ia mengimbau masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.

Minggu 4 Kali Erupsi Sebelumnya Minggu (3/12/2023), Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan mengalami empat kali erupsi.

Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan menyebabkan lontarkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter.

Data Magma Indonesia Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan erupsi pada pukul 06.26 WIB, pukul 09.08 WIB, pukul 11.38 WIB, dan 15.05 WIB.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau pertama pukul 06.26 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 m di atas puncak atau kurang lebih 957 m di atas permukaan laut.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut,” kata Andi.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 28 detik.

Lalu, erupsi Gunung Anak Krakatau yang ke-dua terjadi, pukul 09.08 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 m di atas puncak atau kurang lebih 957 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 72 mm dan durasi 34 detik.

Erupsi Gunung Anak Krakatau yang ke-tiga, terjadi pukul 11.38 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1500 m di atas puncak atau kurang lebih 1657 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 62 detik.

Erupsi Gunung Anak Krakatau yang ke-empat pukul 15.05 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1500 m di atas puncak atau kurang lebih 1657 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 70 detik.

Andi mengatakan sampai saat ini Gunung Anak Krakatau masih berstatus level III atau siaga.

 

Artikel ini sebelumnya telah terbit di sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *