ANTUSIASME WARGA SIMPANG PEMATANG MENYAMBUT HUJAN PERDANA: MENGULIK FENOMENA ALAM YANG MEMBAWA KELEGAAN

MESUJI46 views

lampungviral.id, Mesuji – Meski prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait turunnya hujan di wilayah Kabupaten Mesuji masih cukup lama yakni, yakni awal November 2023, namun dua hari lalu hujan deras mengguyur sebagian wilayah Mesuji, khususnya di Kecamatan Simpang Pematang. dan sekitarnya.

Deni (34), warga Desa Margorayu Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji mengaku sangat bersyukur dengan turunnya hujan di wilayahnya dengan cukup deras.

“Iya, kemarin ini baru pertama kali sejak kemarau dari Agustus lalu, turun hujan. Syukurlah. Soalnya semua sudah pada kering, termasuk cari rumput untuk pakan ternak sudah susah,” ujarnya, Sabtu (21/10/2023).

Ia berharap dengan turun hujan perdana ini menandakan berakhirnya musim kemarau yang sudah 3 bulan sejak Agustus lalu hingga saat ini.

Karena, kata dia dampak dari kemarau panjang yang terjadi, banyak terjadi kebakaran lahan termasuk diwilayahnya.

Hal yang sama dirasakan Subagio, warga Desa Agung Batin, Simpang Pematang, yang terkejut dengan turunnya hujan yang cukup deras dan intensitasnya juga cukup membuat lahan-lahan perkebunan tergenang air.

“Kemarin itu, lumayan hujannya. Deras dan cukup lama lah, ada setengah jam,” ujarnya lagi.

Dengan hujan itu, kata dia, kolam-kolam yang tadinya sudah kering dan retak-retak sudah berisi air, demikian juga dengan aliran kali (sungai) kecil yang tadinya kering sudah tergenang air.

Ia menambahkan untuk wilayah Desa Wira Bangun, Agung Batin, justru hujan sudah dua kali turun.

“Ini justru yang kedua kali. Pertama, sekitar tiga minggu lalu, itu juga cukup lumayan deras,” katanya.

Hal berbeda dengan Desa Simpangpematang, saat beberapa desa tetangga sudah turun hujan, pusat perdagangan di Kabupaten Mesuji itu hanya kebagian cuaca mendung.

“Dua kali sudah mendung. Sempat ada tetesan hujan. Belum dibilang gerimis, cuma beberapa tetes saja. Sempat khawatir mau jemput anak pulang sekolah, karena sudah gelap betul. Eh, malah terang lagi, ga jadi hujan,” kata Reo (47), warga Simpang Pematang.

Di wilayah lain, Desa Margo Jadi, Kecamatan Mesuji Timur, kemarau yang berkepanjangan ini, menyebabkan banyak terjadi kebakaran.

Hal itu disampaikan warga setempat, Badi (30), yang berkali-kali bersama warga Margo Jadi, memadamkan api di perkebunan. Mulai dari kebun sawit, karet dan lahan tidak produktif yang luasnya puluhan hektar.

“Waktu terjadi kebakaran, sempat datang bantuan mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Mesuji. Tapi mobilnya cuma satu kebakaran luas, jadi yang tidak ada pengaruhnya,” katanya lagi.

artikel ini telah terbit di sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *